Palestina...
Pada awalnya tanah Palestina, khususnya
Yerusalem, merupakan tempat suci untuk orang-orang Yahudi, Nasrani, dan
Muslim. Alasannya adalah karena sebagian besar Nabi-Nabi Allah yang
diutus untuk memperingatkan manusia, menghabiskan sebagian atau seluruh
kehidupannya di tanah ini.
Menurut sejarah penggalian arkeologi dan
lembaran kitab suci, Nabi Ibrahim a.s. dan beberapa pengikutnya pertama
kali pindah ke Palestina, yang kemudian dikenal sebagai Kanaan, yaitu
pada abad ke-19 sebelum Masehi. Al-Qur’an menunjukkan bahwa Ibrahim
a.s., diperkirakan tinggal di daerah Palestina yang saat ini dikenal
sebagai Al-Khalil (Hebron), bersama Nabi Lut a.s..
Hijrahnya Nabi Ibrahim a.s. ke Palestina disebutkan dalam Al-Qur’an sebagai berikut:
“Kami berfirman: “Hai api menjadi dinginlah, dan menjadi keselamatanlah
bagi Ibrahim”, mereka hendak berbuat makar terhadap Ibrahim, maka Kami
menjadikan mereka itu orang-orang yang paling merugi. Dan Kami
seIamatkan Ibrahim dan Luth ke sebuah negeri yang Kami telah
memberkahinya untuk sekalian manusia.” Qur’an, 21:69-71
Tafsir :
Bagaimana api itu menjadi dingin tidak diterangkan kepada kita. Bisa
jadi hujan yang turun tepat pada waktu itu atau angin badai yang
memadamkan api. Dengan kata lain, Tuhan membuat keadaan dimana lolosnya
Nabi Ibrahim a.s. dari bahaya. Dalam mukjizat Ilahi, selamanya terdapat
unsur gaib. Dan cara Ibrahim a.s. diselamatkan dari api merupakan
mukjizat besar. Bahwa Ibrahim a.s. telah dilempar ke dalam api, diakui
bukan saja oleh orang-orang Yahudi, tetapi juga orang-orang Kristen dari
Timur. Buktinya, tanggal 25 bulan kan un ke II atau januari yang
dikhususkan dalam penanggalan Siria untuk memperingati peristiwa
tersebut (Hyde, De Rel. Vet Pers. P. 73). Lihat pula Mdr. Rabbah on Gen.
Per. 17; Schalacheleth Hakabala, 2; Maimon de Idol, Ch. I; dan Jad
Hachazakah Vet, 6)
Daerah ini, yang digambarkan sebagai “tanah
yang telah Kami berkati,” diterangkan dalam berbagai keterangan
Al-Qur’an yang mengacu kepada tanah Palestina.
Sebelum Nabi
Ibrahim a.s. masuk ke dalamnya, bangsa Kanaan (Palestina) adalah
penyembah berhala. Kemudian, Nabi Ibrahim a.s. memberikan keyakinan
kepada mereka untuk meninggalkan kekafirannya dan mengakui adanya satu
Tuhan. Menurut sumber-sumber sejarah, beliau mendirikan rumah untuk
istrinya Hajar dan putranya Isma’il di Mekah, sementara istrinya yang
lain Sarah, dan putra keduanya Ishaq tetap di Kanaan (Palestina).
Selanjutnya, Al-Qur’an menjelaskan pula bahwa Nabi Ibrahim mendirikan
rumah untuk beberapa putranya di sekitar Baitul Haram, yang menurut
penjelasan Al-Qur’an bertempat di lembah Mekah. Hal ini sejalan dengan
firman-Nya yang berbunyi :
“Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah
menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai
tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan
kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah
hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezkilah mereka
dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur.”Qur’an, 14:37
Tafsir :
Doa Nabi Ibrahim a.s. itu diucapkan ketika
tidak adanya sehelai rumput pun yang tumbuh dalam jarak ber mil-mil
(gersang) di sekitar kota Mekkah. Namun, Nubuatan itu telah menjadi
sempurna dan menakjubkan, sebab buah-buahan mulai berlimpah-limpah
didatangkan orang ke Mekkah setiap musim.
Putra Nabi Ishaq a.s.,
Nabi Ya’kub a.s pindah ke Mesir selama putranya (Nabi Yusuf a.s.) diberi
tugas kenegaraan. (Putra-putra Nabi Ya’kub a.s. juga disebut sebagai
“Bani Israil”). Setelah Nabi Yusuf a.s. dibebaskan dari penjara yang
menurut sejarah beliau difitnah, Beliau menunjukkan dirinya sebagai
kepala bendahara Mesir, hingga pada saat itu Bani Israil hidup dengan
damai dan aman di Mesir.
Suatu hari, tibalah keadaan berubah
setelah berlalunya waktu, yaitu di masa pemerintahan Firaun yang
memperlakukan mereka (Bani Israil) dengan kekejaman yang dahsyat. Allah
menjadikan Musa, nabi-Nya selama masa itu, dan memerintahkannya untuk
membawa mereka keluar dari Mesir.
Nabi Musa a.s. meminta Firaun
untuk meninggalkan keyakinan kafirnya dan menyerahkan diri kepada Allah,
serta membebaskan Bani Israil (orang-orang Israel). Namun Firaun tak
menghiraukan. Dengan kekejamannya, Ia memperbudak Bani Israil,
mempekerjakan mereka hingga hampir mati, dan kemudian memerintahkan
dibunuhnya anak-anak laki-laki.
Firaun memberi pernyataan kepada
Nabi Musa a.s. untuk mencegah rakyatnya agar tidak menjadi pengikut Nabi
Musa a.s., Firaun juga mengancam memenggal tangan dan kakinya secara
bersilangan apabila rakyatnya tidak mengidahkan pernyataan tersebut.
Nabi Musa a.s. dan kaumnya berhasil
meninggalkan Mesir, dengan pertolongan mukjizat Allah swt, sekitar tahun
1250 SM. Mereka tinggal di Semenanjung Sinai dan timur Kanaan. Kemudian
Nabi Musa a.s. memerintahkan Bani Israil untuk memasuki Kanaan.
Disebutkan dalam Al-Quran, sesuai firman Allah swt :
“Hai kaumku,
masuklah ke tanah suci (Palestina) yang telah ditentukan Allah bagimu,
dan janganlah kamu lari kebelakang (karena takut kepada musuh), maka
kamu menjadi orang-orang yang merugi.” Qur’an, 5:21
Tafsir :
Ucapan “telah ditentukan Allah bagimu”, mengandung janji tersirat bahwa
Tuhan akan menolong mereka dan memberi mereka kemenangan, sekiranya
orang-orang bani Israil mempunyai keberanian untuk memasuki tanah suci.
Setelah masa Nabi Musa a.s, habis, bangsa Israel tetap berdiam di
Kanaan (Palestina) dan dilanjutkan oleh masa pemerintahan Nabi Daud a.s.
. Menurut sejarah, Nabi Daud a.s. menjadi raja Israel dan membangun
sebuah kerajaan yang amat berpengaruh terhadap rakyat Kanaan paKetika orang-orang kafir menanamkan dalam hati
mereka kesombongan (yaitu) kesombongan jahiliyah lalu Allah menurunkan
ketenangan kepada Rasul-Nya, dan kepada orang-orang mu’min dan Allah
mewajibkan kepada mereka kalimat takwa dan adalah mereka berhak dengan
kalimat takwa itu dan patut memilikinya. Dan adalah Allah Maha
Mengetahui segala sesuatu. Qur’an, 48:26
Karena kemerosotan
akhlak, kerajaan Israel yang berjaya mulai memudar dan ditempati oleh
berbagai orang-orang penyembah berhala. Dan bangsa Israel yang pada saat
itu juga dikenal sebagai Yahudi, diperbudak kembali.
Alhasil,
Palestina dikuasai oleh Kerajaaan Romawi, dan diutuslah Nabi Isa a.s.
untuk mengajak Bani Israil agar meninggalkan kesombongannya,
takhayulnya, dan pengkhianatannya, serta hidup menurut agama Allah.
Sangat sedikit orang Yahudi yang meyakininya. Sebagian besar Bani Israil
mengingkarinya. Bahkan, Nabi Isa a.s. mengalami penderitaan karena
disalib oleh kaum Yahudi akibat menyebarkan agama Allah. Dan, seperti
disebutkan Al-Qur’an :
“telah dila’nati orang-orang kafir dari Bani
Israil dengan lisan Daud dan ‘Isa putera Maryam. Yang demikian itu,
disebabkan mereka durhaka dan selalu melampaui batas.”Al-Qur’an, 5:78
Tafsir :da masa
itu. Selama pemerintahan putranya, Nabi Sulaiman a.s., batas-batas
Israel diperluas dari Sungai Nil di selatan hingga sungai Eufrat di
negara Siria sekarang di utara.
Ini adalah sebuah masa gemilang bagi
kerajaan Israel dalam banyak bidang, terutama arsitektur. Di Yerusalem,
Nabi Sulaiman a.s. membangun sebuah istana dan biara yang luar biasa.
Kemudian, setelah Beliau wafat Allah mengutus banyak lagi Nabi kepada
Bani Israil meskipun dalam banyak hal mereka tidak mendengarkan mereka
dan mengkhianati Allah.
Ayat tersebut mengandung makna bahwa diantara
semua Nabi Bani Israil, Nabi Daud a.s. dan Nabi Isa a.s. tergolong yang
paling menderita ditangan orang-orang Yahudi. Penganiayaan orang-orang
Yahudi terhadap Nabi Isa a.s. mencapai puncaknya ketika Beliau
disalibkan dan penderitaan yang dialami oleh Nabi Daud a.s. karena kaum
yang tidak tahu berterima kasih itu terpantul di dalam mazmurnya yang
sangat menyayat hati. Dari lubuk hati yang penuh kepedihan, Nabi Daud
a.s. dan Nabi Isa a.s. mengutuk mereka. Kutukan Nabi Daud mengakibatkan
orang-orang Bani Israil dihukum Nebukadnezar, yang menghancur-luluhkan
Yarussalem dan membawa orang-orang Bani Israil sebagai tawanan pada
tahun 556 sebelum masehi. Dan sebagai akibat kutukan Nabi Isa a.s.,
mereka ditimpa bencana dahsyat oleh Titus, yang menaklukan Yarussalem
sekitar tahun 70 Masehi, membinasakan kota dan menodai rumah ibadah
dengan jalan menyembelih babi – binatang yang sangat dibenci oleh
orang-orang Yahudi – didalamnya.
Nabi Isa a.s. tidak wafat begitu
saja diatas kayu salib. Allah membuat sedemikian rupa sehingga Nabi Isa
a.s. seakan-akan wafat sampai akhirnya para pengikut dan sahabatnya
membawa Beliau ke sebuah goa untuk merawatnya hingga sembuh. Kemudian,
Nabi Isa a.s. melajutkan perjalanannya kembali untuk menyebarkan agama
Allah hingga ke Khasmir. Setelah berlalunya waktu, Allah mempertemukan
orang-orang Yahudi dengan bangsa Romawi, yang mengusir mereka semua
keluar dari Palestina.
Tujuan penjelasan ini adalah untuk menunjukkan
adanya pendapat dasar Zionis bahwa “Palestina adalah tanah Allah yang
dijanjikan untuk orang-orang Yahudi” tidaklah benar.
ionisme
menerjemahkan pandangan tentang “orang-orang terpilih” dan “tanah
terjanji” dari sudut pandang kebangsaannya. Menurut pernyataan ini,
setiap orang yang berasal dari Yahudi itu “terpilih” dan memiliki “tanah
terjanji.” Padahal, ras tidak ada nilainya dalam pandangan Allah,
karena yang penting adalah ketakwaan dan keimanan seseorang. Dalam
pandangan Allah, orang-orang terpilih adalah orang-orang yang tetap
mengikuti agama Ibrahim, tanpa memandang rasnya. Berkenaan dengan hal
ini, Allah swt berfirman bahwa :
“Sesungguhnya orang yang paling
dekat kepada Ibrahim ialah orang-orang yang mengikutinya dan Nabi ini
(Muhammad), beserta orang-orang yang beriman (kepada Muhammad), dan
Allah adalah Pelindung semua orang-orang yang beriman.”Qur’an, 3:68
Al-Qur’an juga menekankan kenyataan ini. Allah menyatakan bahwa warisan
Ibrahim bukanlah orang-orang Yahudi yang bangga sebagai “anak-anak
Ibrahim,” melainkan orang-orang Islam yang hidup menurut agama ini. Al
Qur’an juga menjelaskan :
“Dan sesungguhnya telah kami tuliskan
dalam kitab Zabur sesudah (Kami tulis dalam) Lauh Mahfud, bahwasanya
bumi ini dipusakai hamba-hamba Ku yang saleh” Qur’an, 21:105
Tafsir :
Dengan ‘bumi’ itu atau dalam kata lain adalah
‘Negeri’ itu, dimaksudkan adalah Palestina. Para pujangga Kristen juga
menafsirkan “bumi itu akan dipusakai” atau “tanah itu akan dipusakai”
dalam Mazmur dalam artian mewarisi Kanaan menurut “janji dalam
perjanjian Tuhan.” Isyarat dalam kata-kata “dalam kitab Zabur”
ditunjukan kepada Mazmur 37:9, 11, 22 dan 29. terdapat pula suatu
nubuatan dalam Kitab Ulangan 28:11 dan 34:4, bahwa negeri Palestina akan
diberikan kepada Bani Israil. Palestina tetap ditangan Kristen hingga
orang Islam menaklukannya di masa Khilafat Sayyidina Umar r.a., Khalifah
ke II Rasulullah s.a.w., nubuatan yang terkandung dalam ayat ini
rupanya menunjuk kepada penaklukan Palestina oleh laskar Islam.
Palestina tetap berada di bawah kekuasaan umat Islam selama kira-kira
1350 tahun – kecuali satu masa pendek yang lamanya 92 tahun, ketika di
jaman peperangan salib yang kekuasaannya telah berpindah tangan –
hingga, di masa kita ini sebagai akibat rencana-rencana jahat dari
beberapa kekuasaan barat yang disebut demokrasi, negeri bernama
Palestina itu sama sekali tidak berwujud dan diatas puing-puingnya
didirikan kerajaan Israel. Orang-orang Yahudi kembali setelah mengembara
selama hampir 2000 tahun. Tetapi, peristiwa sejarah yang besar ini pun
terjadi sebagai suatu janji Al Qur’an 17:104. Tetapi hal ini merupakan
satu babak sementara saja. Orang-orang Islam ditakdirkan untuk
menguasainya kembali. Cepat atau lambat, bahkan akan lebih cepat dari
pada lambatnya bahwa Palestina akan kembali menjadi milik Islam. Hal ini
merupakan keputusan Tuhan, dan tidak ada seorang pun yang dapat
mengubahnya.
Kemudian, janji Al Quran dari surat 17:104, adalah :
“dan Kami berfirman sesudah itu kepada Bani Israil: “diamlah di negeri
ini, maka apabila datang masa berbangkit, niscaya Kami datangkan kamu
dalam keadaan bercampur-baur (dengan musuhmu)”Qur’an 17:104
Tafsir :
Ayat ini mengandung arti bahwa
seperti orang-orang Yahudi, umat Islam pun akan dua kali mengalami
bencana nasional. Yang pertama, ketika kota Baghdad jatuh kepada
kekuasaan bangsa Tar-tar dibawah pimpinan Khulaku Khan. Mereka disini
diberitahu, bahwa mereka akan ditimpa azab Ilahi untuk kedua kali di
akhir zaman, di masa Al-Masih, seperti orang-orang Yahudi diberi hukuman
di Zaman Masih pertama, Nabi Isa a.s.
Ayat ini juga berarti bahwa
manakala umat Islam akan dihukum untuk kedua kalinya yang berarti
sempurnanya “janji mengenai akhir zaman” maka orang-orang Yahudi akan
dipersatukan kembali di tanah suci Palestina dari semua penjuru dunia.
Nubuatan ini telah menjadi sempurna dengan cara yang luar biasa yaitu
dengan kembalinya orang-orang Yahudi ke Palestina dengan perantara
Balfour declaration (pernyataan Balfour), dan dengan didirikannya
negara Israel. “Janji mengenai akhir zaman” yang berkaitan langsung
dengan masa kedatangannya Al Masih. (Bayan).
Pada tahun 1917, Arthur J Balfour sebagai
Menteri Luar Negeri Inggris mengeluarkan sebuah Deklarasi Balfour yang
menyatakan perlunya dibentuk Negara sendiri untuk kaum Yahudi di
Palestina. Dari sini, mulailah pemberontakan orang-orang Palestina pada
tahun 1929 karena menentang didirikannya Negara untuk Bangsa Yahudi.
Namun, pada bulan November tahun 1947, Majelis Umum PBB memutuskan untuk
membagi Palestina menjadi dua bagian : Yahudi dan Palestina. Bangsa
Yahudi menerima keputusan tersebut, tetapi Palestina dan Negara-negara
Arab tentu saja menolak. Akhirnya, pada tahun 1948, diproklamirkanlah
Negara Israel oleh David Ben Gurion. Peristiwa demi peristiwa yang terus
memakan korban.
Perang antara Palestina-Israel mamang sudah
merupakan kehendak Allah swt. Bukan karena Allah tidak menyayangi bagi
mereka orang-orang Palestina yang tidak berdosa yang terbunuh karena
kekejaman bangsa Israel, melainkan karena kitab suci Al Quran sendiri
yang telah sempurna memperlihatkan skenario dari babak kehidupan yang
sudah pasti terjadi di akhir zaman. Adakah Anda pasti Malaysia Juga Akan
Diserang.....?? Walaupun Sudah Kenyataan Nya Dikeluarkan.... Sudakah
Anda Bersedia?? Kitab Alquran Juga Sudah mahu Habis Ceritanya...
Seterusnya....
lamanya zionis Israel menjajah bangsa Palestina, tepatnya sejak diproklamirkannya “kemerdekaan Israel” secara sepihak oleh
David Ben Gurion, salah seorang tokoh zionis internasional.
“Kemerdekaan Israel” yang telah diproklamirkan David Ben Gurion, yang
kemudian menjadi Perdana Menteri Israel pertama (1948-1953), tepatnya
terjadi pada tanggal 14 Mei 1948 pukul 16.00 waktu setempat,
sesungguhnya merupakan pengumuman secara resmi dimulainya penjajahan
babak baru yang dilakukan zionis Israel sebagai kelanjutan penjajahan
Inggris atas tanah
Palestina.
Berdirinya “Negara Israel”
merupakan hasil konspirasi musuh-musuh Islam terhadap kaum muslimin di
Palestina khususnya dan masjid Al Aqsha, kiblat umat Islam yang pertama.
Terbukti hanya berselang 10 menit setelah proklamasi “kemerdekaan
Israel” , Presiden Amerika Serikat, Harry S. Truman langsung mengumumkan
sikap resmi negaranya dengan mengakui dan mendukung berdirinya “Negara
Israel”, serta langsung membuka hubungan diplomatik secara resmi.
Sebelum zionis Israel melakukan penjajahan terhadap bangsa Palestina,
Kerajaan Inggris telah melakukan penjajahan terhadap bangsa Palestina,
hal tersebut terjadi sejak diadakan perjanjian Skys-Picot (1916) antara
Inggris, Perancis dan Rusia bergabung setelah itu. Dalam perjanjian
tersebut berisikan tentang pembagian wilayah kaum muslimin, wilayah yang
pernah dikuasai khilafah Turki Utsmani, Inggris mendapatkan wilayah
Irak, Yordania Timur dan Palestina, sedangkan Perancis mendapatkan
wilayah Lebanon dan Suriah.
Penjajah Inggris secara resmi menjajah bumi
Palestina dan lebih kuat lagi cengkaramannya terhadap kota Al Quds
(Jerusalem) pada bulan Desember 1917, atau setelah deklarasi Balfour, 2
November 1917, yang isinya adalah: Pemerintah Raja (Inggris) yang
terhormat memandang perlu mendirikan tanah air di Palestina untuk bangsa
Yahudi.
Sejak penjajahan Israel terhadap bangsa Palestina
dimulai, maka sejak itu pula penderitaan demi penderitaan dirasakan
rakyat yang tidak berdosa, anak- anak sulit mendapatkan susu dan makanan
yang bergizi, kehidupan kaum wanita tertekan, rumah dan bangunan banyak
yang dihancurkan penjajah zionis Israel, rakyat Palestina di bunuh
secara sadis, diusir dari kampung halamannya, sehingga mereka banyak
yang mengungsi untuk menyelamatkan iman dan kemuliannya.
Pada
saat ini terdapat sekitar 5 juta pengungsi di seluruh dunia atau 70
persen dari total populasi Palestina. Lebih dari dua pertiga dari total
pengungsi Palestina terdaftar di bawah UNRWA (UN Relief and Works
Agency) dan sepertiga di antaranya tinggal di 59 kamp pengungsi yang
tersebar di seluruh Tepi Barat, Jalur Gaza, Lebanon, Syria dan Jordan.
Lebih dari 80 persen pengungsi menetap sekitar 100 km dari kamp dan kota
asal mereka.
Allah swt telah menjelaskan kepada hamba-Nya di
dalam Al Qur’an tentang kelakuan buruk para penjajah di muka bumi,
mereka perusak sumber daya manusia khususnya perusak akidah, perusak
moral dan perusak sumber daya alam.
Mereka juga membuat penduduk yang sebelumnya mulia menjadi hina dan bermentalitas budak.
Zionis Israel telah melakukan perusakan itu
semua kepada bangsa Palestina, termasuk upaya mereka menghancurkan
masjid Al Aqsha, tempat Mi’rajnya Rasulullah saw.
Bahkan
mereka telah berbulat tekat untuk mengganti masjid Al Aqsha dengan
sinagog, tempat peribadatan Yahudi.“Sesungguhnya raja-raja apabila
memasuki suatu negeri, niscaya mereka membinasakannya, dan menjadikan
penduduknya yang mulia jadi hina; dan demikian pulalah yang akan mereka
perbuat.
Mari kita renungkan firman Allah di bawah ini, semoga
umat Islam dapat bersatu membela saudaranya yang sedang berjuang untuk
lepas dari belenggu penjajah Zionis Israel hingga hari ini.
Hai
orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi
dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin (mu); sebahagian mereka adalah
pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barang siapa di antara kamu
mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk
golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada
orang-orang yang dzalim. (QS: Al Maa’idah / 5 : 51)
40 Tahun Al Quds Ditawan Zionis Israel
Setiap memasuki bulan Juni, kaum muslimin yang cinta masjid akan
teringat dengan peristiwa yang menyebabkan jatuhnya Al Quds kota suci
umat Islam yang ketiga ketangan Zionis Israel, kota yang didalamnya ada
masjid Al Aqsha, kiblat umat Islam yang pertama.
Peristiwa dikuasainya kota suci Al Quds dan
masjid Al Aqsha oleh Zionis Israel diawali dengan perang Arab-Israel
yang kedua, pecah pada tanggal 5 Juni 1967 M/ 1386 H, perang tersebut
lebih dikenal dengan perang 6 hari, karena dalam tempo 6 hari pasukan
Arab yang terdiri dari Mesir, Yordania dan Suriah dikalahkan Zionis
Israel, sungguh sangat memalukan!
Pagi hari tanggal 5 Juni 1967
tentara angkatan udara Zionis Israel berhasil menghancurkan
pesawat-pesawat tempur Mesir, Yordania dan Suriah yang masih terparkir
di bandara masing-masing, dampaknya adalah pasukan Arab tidak mampu
melakukan perlawanan yang mematikan.
Pasukan Arab yang
berperang dengan semangat Sosialisme dan Nasionalisme tidak mampu
mengalahkan pasukan Zionis Israel yang berperang dengan semangat
keagamaan, Yahudi.
Akibat kekalahan pasukan Arab, Zionis Israel
berhasil menjajah wilayah Palestina yang masih tersisa (Tepi Barat
5.878 km2 dan Gaza 363 km2), Gurun Sinai milik Mesir 61.198 km2, dataran
tinggi Golan (Suriah) 1.150 km2.
Sore hari tanggal 7 Juni,
kota tua yang dikenal dengan sebutan Al Quds direbut Zionis Israel,
tentara Zionis Israel berhasil memasuki kota Al Quds dan masjid Al Aqsha
sambil berteriak-teriak, “Ayo kita balas dendam (kekalahan) di
Khaibar…” dan bernyanyi-nyanyi mengekspresikan kegembiraannya, “Musymusy
dan apel… agama Muhammad berpaling dan tunggang langgang”,” Muhammad
telah mati…dengan meninggalkan kaum wanita”.
Ekstrimis Zionis Israel Moshe Dayan memasuki
wilayah Al-Maghariba serta wilayah tembok Al-Buraq yang kemudian
dijadikannya sebagai tembok ratapan , letaknya disisi sebelah barat
komplek Al Aqsha.
Ketika memasuki wilayah tembok Al Buraq,
ekstrimis Zionis Israel Moshe Dayan dengan sombongnya mengatakan, “…
Kita sudah mempersatukan kembali kota yang tersobek-sobek, ibukota
Israel. Kita sudah kembali ketempat yang paling suci ini, untuk tidak
akan pernah lagi berpisah daripadanya…”, dan menyelipkan kertas doa
tulisan tangannya ke tembok ratapan.
Semenjak itu tembok Al
Buraq dan tanah wakaf kaum muslimin yang berada disekitarnya, dan asrama
pasukan Islam dari Afrika Utara yang diberikan Panglima Islam
Shalahuddin Al Ayyubi setelah menang dalam perang Salib telah
dihancurkan dan dikuasai Zionis Israel.tidak dapat lagi berkunjung ke
wilayah tembok Al Buraq dengan bebas, karena tempat tersebut telah
beralih fungsi menjadi tembok ratapan, tempat peribadatan orang-orang
Yahudi.
Al Aqsha saat ini ditawan zionis Israel, mereka telah
menodai Al Aqsha yang di dalamnya ada masjid Al Aqsha, mereka akan
melakukan Yahudisasi kota Al Quds dan mendeklarasikannya sebagai ibu
kota abadi bagi Zionis Israel.
Al Aqsha sudah 40 tahun ditawan,
dibelenggu orang-orang yang paling keras permusuhannya kepada
orang-orang yang beriman, yaitu orang-orang Yahudi dan Musyrik.
Sesungguhnya kamu dapati orang-orang yang paling keras permusuhannya
terhadap orang-orang yang beriman ialah orang-orang Yahudi dan
orang-orang musyrik. (QS: Al Maa’idah/5 : 82).
Al
Aqsha sudah 40 tahun ditawan, dibelenggu orang-orang yang paling keras
permusuhannya kepada orang-orang yang beriman, yaitu orang-orang Yahudi
dan Musyrik.
Sesungguhnya kamu dapati orang-orang yang paling keras
permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman ialah orang-orang Yahudi
dan orang-orang musyrik. (QS: Al Maa’idah/5 : 82).
Kejahatan
Zionis Israel sama dengan yang telah dilakukan musyrikin Makkah dizaman
Rasulullah saw ketika mereka menghalangi kaum muslimin untuk beribadah
di Masjidil haram.
Kenapa Allah tidak mengazab mereka padahal
mereka menghalangi orang untuk (mendatangi) Masjidilharam dan mereka
bukanlah orang-orang yang berhak menguasainya? Orang-orang yang berhak
menguasai (nya), hanyalah orang-orang yang bertakwa, tetapi kebanyakan
mereka tidak mengetahui.(QS: Al Anfaal/ 8 : 34).
Apakah umat Islam
masih berdiam diri melihat kondisi Al Quds saat ini??? Dimanakah
kepedulian kita??? Dimanakah tanggung jawab kita??? Dimanakah mereka
yang mencintai Rasulullah saw??? Renungkan.....
Sekian dari Saya....